Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bung Karno Vs Eisenhower

Sikap Bung Karno yang tegas dalam politik luar negeri, membuat Amerika Serikat tidak nyaman. 

Karena itu pula, dalam sejarah perjalanan bangsa di bawah kepemimpinan Bung Karno, hubungan Indonesia dan Amerika Serikat bisa dibilang tidak mesra. 

Pada dasarnya, Bung Karno sendiri anti kapitalisme-liberalisme, tapi dia juga bukan seorang komunis. Sukarno hanyalah seorang nasionalis, bahkan ultra nasionalis.

Dalam hubungan dishamonis antara Indonesia – Amerika Serika, tergambar dalam ketegangan hubungan antara Presiden Sukarno dan Presiden Dwight D. Eisenhower. 

Bung Karno Vs Eisenhower


Suatu hari di tahun 1960, Bung Karno diundang ke Washington. Tapi apa yang terjadi? Sesampai di Washington, Eisenhower tidak menyambutnya di lapangan terbang. 
Bung Karno cuma membatin, “Baiklah.” Bahkan ketika sampai di Gedung Putih, Eisenhower pun tidak menampakkan batang hidungnya. Untuk itu pun, Bung Karno masih membatin, “Baiklah.”Akan tetapi, ketika Eisenhower membuat Bung Karno menunggu di luar, di ruang tunggu, menanti yang tak pasti, hati Bung Karno terbakar… “Keterlaluan,” gumam Bung Karno, geram. 

Tapi toh Bung Karno, sebagai tamu negara, dia masih bisa bersabar. Ketika satu jam hampir berlalu, habis sudah kesabaran Bung Karno. Ia segera menghampiri kepala protokol dan berkata tajam, “Apakah saya harus meunggu lebih lama lagi? Oleh karena, kalau harus begitu, saya akan berangkat sekarang juga!”

Kepala protokol itu pucat, dan memohon Bung Karno menahan barang satu-dua menit. Sejurus kemudian, keluarlah Eisenhower. Sama sekali tidak ada permintaan maaf. Bahkan ketika mengiringkan Bung Karno masuk pun, tidak ada kata maaf dari Eisenhower kepada tamu negara dari Republik Indonesia, Sukarno.

Itu kali pertama Bung Karno merasakan penghinaan Eisenhower. Rupanya tidak berhenti di situ. Ada peristiwa kedua, yang dianggap Bung Karno merupakan penghinaan, yaitu ketika Eisenhower berkunjung ke Manila, Filipina, dan dia menolak untuk berkunjung ke Indonesia. “Boleh dikata dia sudah berada di tepi pagar rumahku, dia menolak mengunjungi Indonesia,” ujar Bung Karno, seperti dituturkan kepada Cindy Adams.


Baca juga Biografi Bung Karno disini